MahesaMediaCenter, Mataram – Pernyataan Gubernur NTB Zulkieflimansyah di WhatsApp Grup (WAG) Fokus NTB yang menyebut kelompok preman meminta jatah menuai beragam respon. Setelah sebelumnya LSM Kasta NTB, LSM Lidik kali ini LSM LIRA NTB, LSM LIRA KLU, LSM LIRA LOTIM dan LSM LIRA LOTENG yang memberi komentar diwakili oleh Gubernur LSM LIRA NTB, Syamsuddin.
Gubernur LSM LIRA NTB, Syamsuddin mendorong Gubernur NTB Zulkieflimansyah menjelaskan apa makna dari sebuah Statmen yang ditulis di WAG Focus NTB tersebut, yang menyatakan Ribut2 ujung2 minta jatah preman.
“Kami meminta agar gubernur NTB untuk bisa meluruskan kelompok mana yang dimaksud meminta jatah preman, agar tidak Traveling pikiran kita kesana kemari dan tidak sewaktu-waktu ada temen-temen Aktivis atau Masyarakat NTB yang kritis dan atau melakukan demonstrasi kepada setiap kebijakan Pemerintah takutnya dibilang lagi Minta Jatah Preman, Jadi itu harus di luruskan oleh Dr. Zulkiflimansyah selaku Gubernur NTB yang sudah menulis pernyataan di WAG Focus NTB beberapa haru yang lalu. katanya, kepada awak media, Rabu (13/7).
Sambung Bung Syam sapaan akrab Gubernur LIRA NTB, Jangan sampai gubernur NTB menyebar hoaks untuk mengalihkan isu.
“Saya menduga, Gubernur NTB ini sepertinya sedang mengalihkan isu. Di mana diduga hampir 90 persen kegiatan di NTB di kuasai olehnya,” ujarnya.
Pemuda Asli Jerowaru Kabupaten Lombok Timur itu, mengingatkan, jika ada kelompok masyarakat meminta kegiatan itu sah-sah saja, Karena mengingat, tugas dan fungsi sebagai Kepala Daerah itu untuk pembinaan dan pemberdayaan kelompok masyarakat agar jangan sampai kontraktor luar saja yang mengerjakan proyek di NTB.
“Saya rasa dalam perumpaan Statmen Pak Gubernur NTB di WAG Focus NTB itu, masak masyarakat sendiri disebut preman. Ini perlu kita luruskan agar jangan sampai temen-temen Aktivis jika kritis terhadap mengkritisi sebuah kebijakan atau program Pemerintah takutnya dibilang Minta Jatah Preman,” tegasnya.
Dia menduga, gubernur NTB sengaja melempar isu demi berjalannya komunikasi dengan rekanan luar.
Sementara itu, dalam WAG tersebut Gubernur NTB Zulkieflimansyah menulis kalau tentang DAK dan lain-lain untuk biaya kampanye Gubernur nggak lah. Dari dulu juga sejak di DPR saya nggak pakai yg begini-begini, Lagian nyalon gubernur atau bupati kita lihat surveilah, kalau masih pantas ya kita pikir-pikir nyalon lagi. Kalau surveinya jelek walaupun pakai DAK ya kalah juga.Instruksi saya ke Dikbud menangkan yang akan mengerjakan sendiri karena yang sering ribut-ribut ini seringnya seperti minta jatah preman. Merasa berhak dapat padahal jual proyek saja. Nggak dapat marah-marah. Memang nggak mudah karena hampir kita kenal semua juga. (*)