MahesaMediaCenter, Singkawang Kalbar – Hingga kini, pembangunan menara Masjid Raya Singkawang tidak kunjung selesai. Tak pelak, Umat dan jama’ah di Kota Singkawang ini pun mempertanyakannya.
Beberapa hal banyak disoroti oleh umat dan jama’ah dan kali ini untuk kesekian kalinya Koordinator Umat Dan Jama’ah Dedi Mulyadi memberi Surat Terbuka kepada jajaran pengurus mesjid raya Singkawang, karena selama ini apa yang disampaikan tidak direspon dengan baik.
Berikut Isi SURAT TERBUKA tersebut :
SURAT TERBUKA:
Kepada YTH. Jajaran Pengurus Masjid Raya Kota Singakwang.
Assalamu’alaikum Wr Wb.
MENARA MASJID RAYA CONTOH DOSA YANG DIPERTONTONKAN
Permasalahan Masjid Raya tidak kunjung terselesaikan, hal ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran dan tidak adanya tanggung jawab dari Para Pengurus Yayasan Masjid Raya saat ini, serta sikap egois dan pragmatis dari oknum-oknum Pengurus yg lebih mengutamakan keserakahan jabatan dan kekuasaan daripada memberikan hasil kerja yg nyata utk perkembangan Masjid Raya dan pembangunan Umat selama ini.
Kita sangat kecewa akan sikap – sikap dan cara berpikir dari Pengurus Yayasan Masjid Raya selama ini yg tidak bisa menerima pendapat org lain, tidak mau mendengar tuntutan dan aspirasi yang disampaikan dari Umat Muslim Kota Singkawang.
Masjid Raya ini seolah kepunyaan pribadi mereka, seolah-olah milik sekelompok orang saja. Dana – Dana Umat yang disumbangkan ke Masjid Raya Singkawangpun seenak mereka dalam penggunaannya, padahal semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada Umat saat ini dan kepada ALLAH SWT diakhirat nanti.
Inilah dosa yang dipertontonkan, karena menyangkut dana dan harapan umat yg telah menyumbang dan memimpikan terwujudnya sebuah Menara dengan ketinggian yang bisa melihat keindahan Kota Singkawang dari atas. Namun mimpi itu tinggallah mimpi, krn struktur pondasi bangunan sudah terbengkalai selama 10 tahun ini. Apakah masih layak untuk dilanjutkan atau tidak tentunya perlu uji tekhnis dan analisa lanjutan.
Begitu banyak harapan dari Umat dan Jama’ah akan terwujudnya Menara itu, sehingga tidak sedikit Umat dan Jama’ah serta donatur yang ikut berkorban dalam menyumbang pembangunan tersebut. Kita saja dulu ditahun 2011 ikut menyumbang 20juta dalam wakaf kaplingan tanah perluasan untuk pembangunan Menara itu, belum lagi dari Umat dan Jama’ah lainnya, tambah lagi dari Para Donatur, dan ada lagi dari infaq setiap Jum’at selama 10 tabun terakhir ini yang setiap minggu bisa mendapatkan 5-10juta/jum’at.
Kalau dikalkulasikan semua itu maka dana yang terkumpul mendekati puluhan miliar. Jadi sangat heran bagi kita dengan dana yang signifikan itu tidak ada satupun yang tampak dalam perkembangan lanjutan pembangunan Menara itu pasca lepasnya dari Panitia Pembangunan terdahulu.
Inilah yang kita namakan Dosa yang dipertontonkan, karena telah melukai banyak harapan Umat dan Jama’ah yang telah berkorban untuk pembangunan Rumah Ibadah kebanggaan masyarakat Singkawang. Dan mereka oknum – oknum itu tidakkah sadar bahwa apa yang mereka lakoni dan jalani sekarang ibarat DOSA YANG DIPERTONTONKAN.
Sebenarnya ini adalah A’ib bagi kita semua Umat Muslim Kota Singkawang, dan A’ib ini adalah A’ib yg dibuat dan terus diperlihatkan dan dipertahankan oleh jajaran kepengurusan Yayasan yg ada saat ini, seolah tidak ada rasa malu lagi dari mereka, seolah hal – hal memalukan ini sudah mendarah daging dan sepele bagi mereka, padahal mereka sedang dihadapkan pada pertanggung-jawaban kepada ALLAH SWT dan kepada Umat Muslim Kota Singkawang.
Dana Miliaran rupiah kita sebagai Umat tidak mendapat penjelasan dalam penggunaannya, berapa masuknya ? kemana habisnya ? dan kenapa dana sebanyak itu juga tidak bisa menyelasaikan pembangunan yang ada?. Hal ini dapat dilihat dari mangkraknya pembangunan Menara Masjid, yg sekarang hanya berfungsi sebagai Parkir bebas kendaraan, belum lagi keadaan-keadaan bangunan yang sudah ada terlihat tidak terawat dan tinggal menunggu robohnya saja, seperti beberapa plafon yg sdh bocor dan merembes. Hal ini jika terus dibiarkan akan berdampak tidak baik bagi kenyamanan dan keindahan Masjid Raya itu, apalagi Masjid itu selain tempat kita beribadah juga Masjid Raya itu adalah Miniatur Ikonik Peradaban Singkawang dimasa lampau, atau sbg ikon kota singkawang dimasa sekarang.
Ini sangat menyedihkan dan sangat mengecewakan, prilaku-prilaku sikap pragmatis dan pemikiran yg tendensius dari oknum-oknum Pengurus Yayasan Masjid Raya ini harus segera dihilangkan, diamputasi agar tidak diwariskan kepada generasi Umat selanjutnya. Mau dijadikan apa nantinya Umat Islam Kota Singkawang jika hal ini terus kita pertahankan ?, ini namanya pengkhianatan dalam beragama. Saatnya inilah harus kita akhiri..
Kita sudah sampaikan hal ini dengan cara baik-baik. Selama ini kita tidak pernah su’ozon, kita lakukan Tabayun melalui surat dan media, kita sudah minta jawaban, bahkan kita juga minta kepada Kepala Kantor Departemen Agama untuk memfasilitasi aspirasi dan tuntutan-tuntutan permintaan kita, namun semua itu nihil, dan seolah apa yg kita sampaikan pada waktu-waktu yg lalu itu hanya seperti angin lalu bagi mereka pengurus yayasan masjid raya itu.
Makanya sekarang bagi kita sudah tidak ada waktu dan toleransi jauh lagi untuk masalah ini, cukup toleransi kita jika dalam waktu 3×24 jam sejak Berita dan Surat Terbuka ini kita layangkan namun tidak ada sama sekali tanggapan dari Pengurus Yayasan Masjid Raya Singkawang untuk memanggil kita guna menjelaskan hal-hal aspirasi, pertanyaan dan tuntutan yang pernah kita sampaikan dari tahun 2021 itu, maka kita akan melakukan tindakan hukum dengan membuat laporan kepolisian dan pihak Kejaksaan untuk meng’Audit keberadaan dan penggunaan dana Umat oleh Pengurus Yayasan Masjid Raya Kota Singkawang selama 10 Tahun terakhir ini.
Untuk diketahui, awalnya kita tidak mempersalahkan dana-dana Umat yang didapat dan dikelola oleh Pengurus Yayasan Masjid Raya, melainkan kita hanya menuntut penjelasan kenapa Pembangunan Menara itu mangkrak (tidak berlanjut) dan meminta agar Pengurus Yayasan untuk segera melanjutkan Pembangunan Menara, juga ada permintaan kita agar kepengurusan Yayasan Masjid Raya itu disegarkan atau pemilihan baru, mengingat pengurus yang lama sudah lanjut usia, ada yang pindah kota, ada yg meninggal dan ada yg sakit-sakitan.
Sebenarnya sangat sederhana aspirasi dan tuntutan permintaan kita kala itu, namun karena tidak digubris, dianggap sepele dan tidak ada pemanggilan terhadap kita untuk diberikan penjelasan, dan tidak ada niat duduk bersama, bahkan beberapa kali surat kita tidak dibalas akhirnya kita jadi bertanya ada apa sebenarnya dalam Kepengurusan Masjid Raya selama ini ? Kenapa mereka-mereka ini super hebat sekali ?
Kemudian berbagai informasi kita dapatkan dari beberapa Pengurus Yayasan Masjid Raya (yang tidak bisa kita sebutkan namanya) dan juga beberapa informasi dari Jama’ah Masjid bahwa ada potensi penggunaan dana-dana Umat untuk kepentingan pribadi pengurus Yayasan juga serta adanya indikasi penyalahgunaan dana Umat di Masjid Raya Kota Singkawang.
Untuk itu dengan tetap menjunjung tinggi rasa hormat kami terhadap Pengurus Yayasan Masjid Raya Singkawang dan sikap TABAYUN ini maka kami memberi waktu 3 hari kedepan ini untuk dapat memanggil atau mengundang kami dalam sebuah acara musyawarah dan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan dan jawaban tuntutan permintaan kami.
Jika hal ini tidak dilakukan maka dengan berat hati hal ini akan kami teruskan kepada pihak penegak hukum.
Tentuya harapan kita Surat Terbuka dan Berita ini dapat ditanggapi Pihak Pengurus Masjid Raya Singkawang.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Koordinator Ummat dan Jama’ah Masjid Raya Kota Singkawang.
Ttd,
Dedi Mulyadi.
(Tim Jurnalis) Wakaperwil MSM KALBAR