MahesaMediaCenter, Bitung – Diduga KM Sinabung yang berlayar dari pelabuhan Bitung menuju pelabuhan Jayapura tidak profesional dan melanggar aturan-aturan pemberlakuan di atas kapal KM Sinabung. Kamis, (28/07/2022)
Diketahui awak media, KM Sinabung yang seharusnya kapasitas (Volume) mampu menampung 2,500 jiwa, di paksa sehingga melebihi batas ( Over Capasitas) menjadi 3,000 jiwa lebih, yang tercatat menuju wilayah timur.
Di duga Belum termasuk penumpang gelap dari pelabuhan Surabaya Makassar bau bau Bitung dan seterusnya ke pelabuhan tujuan sampai ke Jayapura, dan beberapa penumpang gelap yang diduga melakukan pembayaran tiket langsung ke pihak perwira bagian tiket di atas kapal KM Sinabung dgn kerja sama melalui calo calo yg ada ikut berlayar di atas kapal KM Sinabung.
Sejumlah Abk, Security bahkan Perwira di KM Sinabung seakan tidak perduli mengenai hal-hal yang terlihat secara terang-terangan bahkan tidak memperdulikan keselamatan penumpang yang membawa balita, yang seharusnya SOP tersebut, patut di aplikasikan di atas armadanya.
Rani selaku penumpang menjelaskan. Saya memiliki tiket dengan nomor seat sekian. Namun ranjang tersebut telah ditempati oleh orang lain, “saya tidak mau ada pertikaian jadi saya bersama balita saya terpaksa harus tidur di lorong-lorong dek, tidak tau mau tidur dimana?.
Saya sdh minta tolong di ABK kapal untuk minta tempat yg baik untuk bayi saya ,tapi jawab ABK, maaf Bu…klw mau sewa kamar aja, tapi mungkin saat ini kamar kelas lagi pada penuh, bahkan kamar perwira pun sudah ter isi Penuh oleh penumpang yg sewa kamar, katanya ABK maaf Bu Mualim satu KM Sinabung orang nya pemarah dan kami takut dan tidak ada arahan untuk menyediakan fasilitas ruangan khusus Penumpang yang memiliki bayi balita, terkecuali sewa kamar ABK atau perwira,itu adalah petunjuk Mualim satu KM Sinabung
Penumpang cukup padat, mau tidak mau terpaksa saya harus tidur disini bersama anak saya”.. ujarnya, saat bertemu awak media.
“Saya berharap Pihak terkait (PT.pelni) dapat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan para penumpang yang menggunakan jasa transportasi laut. Terutama para penumpang yang memiliki balita, kami harus menyusui anak juga” tutupnya.
Dalam pantauan awak media, terdapat sejumlah penumpang yang memiliki balita dan anak-anak masi cukup kecil harus memilih tidur di lorong-lorong dek kapal akibat dampak dari terjadinya lonjakan penumpang.
Jika tumpukan penumpang (Over Capasitas) terus terjadi dan jika para petugas di atas KM.Sinabung tidak dapat menjalankan tugas pokok masing-masing (Tupoksi) secara profesional, hal tersebut akan menjadi lebel penilaian pelayanan pihak PT.Pelni yang tidak maksimal .
(Kifli Polapa)