MediaSuaraMabes Jakarta – Unjuk rasa besar-besaran bertajuk “Aksi Akbar 205” yang digelar oleh para pengemudi ojek online (ojol) di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, berlangsung dengan penuh semangat dan diwarnai sejumlah aksi dramatis, termasuk insiden pembakaran ban di tengah jalan.
Menurut pantauan di lokasi, sekelompok massa aksi yang datang berjalan kaki dari arah utara Jalan Medan Merdeka Selatan membawa sebuah ban mobil. Ban tersebut diletakkan di tengah jalan, tidak jauh dari barisan mobil komando yang digunakan sebagai panggung orasi.
Seorang pria dari barisan demonstran kemudian menghampiri ban, meletakkan beberapa lembar kertas ke dalamnya, lalu menyalakan api. Api langsung membesar dan disambut sorak-sorai dari massa aksi. Beberapa peserta lainnya turut menyalakan flare untuk mendramatisasi momen tersebut.
Meski demikian, aksi bakar ban ini segera dihentikan setelah seorang orator dari atas mobil komando meminta massa untuk memadamkan api. Instruksi tersebut langsung direspons cepat oleh peserta aksi yang menggunakan air mineral untuk memadamkan kobaran api.
Aksi ini merupakan bentuk protes dari para pengemudi ojol yang tergabung dalam Asosiasi Garda Indonesia (Garda). Mereka menyuarakan penolakan terhadap besarnya potongan (fee) dari aplikator serta skema tarif murah yang dianggap merugikan mitra pengemudi. Selain turun ke jalan, mereka juga menyatakan akan melakukan aksi “off bid” massal, yakni menghentikan layanan melalui aplikasi secara serentak.
Dalam aksinya, para pengemudi membawa empat tuntutan utama, yaitu:
Pihak aplikator seperti Grab disebut telah menyatakan kesediaan membuka ruang dialog dengan para pengemudi yang berunjuk rasa. Meski demikian, para peserta aksi tetap melanjutkan demonstrasi sebagai bentuk tekanan agar aspirasi mereka segera direspons secara konkret oleh pemerintah dan pihak terkait.
Aksi “Aksi Akbar 205” ini menjadi sorotan publik, mencerminkan meningkatnya ketegangan antara mitra pengemudi dan aplikator dalam ekosistem transportasi online di Tanah Air.
(Erifin Indra)