MahesaMediaCenter, Jakarta – Apa itu stunting ? Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Stunting menurut definisi WHO adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24,4% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani.
Penyebab Stunting : Stunting merupakan masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama. Kondisi ini disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Namun, penyebab stunting yang paling banyak adalah karena kekurangan gizi.( LN edisi yang “sama 15 Juni 2024-red)
Dikutip melalui situs National Today, Pekan Air Susu Ibu (ASI) sedunia merupakan salah satu kampanye terbesar yang dilakukan oleh organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF. (United Nation International Chilren Emergency Fund) atau Dana Darurat Anak Internasional PBB
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebagaimana yang disiarkan LN edisi 2 September 2024 dibawah judul “ ASI Sebagai Benteng Stunting” Oleh : Adharta Ketua Umum KRIS( Killcovid-19 Relief International Services) Minggu ,25 Agustus 2024 di Bogor. Persiapan menyusui dimulai sejak awal kehamilan. Pemahaman yang baik tentang nutrisi dan konsumsi makanan yang tepat di awal kehamilan dapat membantu Bunda memberikan ASI yang lebih baik.
Itu sebabnya, Waktu Wakil Presiden RI, Hadir dalam Rakernas Bangga Kencana, beliau minta Faktor Penghambat Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting Diidentifikasi.
“Stop Stunting”, merupakan pilot Proyek Percepatan penanganan stunting anak Timor Tengah Utara (TTU), NTT Kesehatan anak adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa. Program KRIS(Killcovid-19 Relief International Services) hadir dengan misi mulia untuk mengatasi masalah stunting yang mengancam masa depan generasi muda kita.
Program KRIS hadir dengan misi mulia untuk mengatasi masalah stunting yang mengancam masa depan generasi muda kita. Kami percaya bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat, tanpa terkendala oleh kurangnya gizi dan perawatan yang memadai.
Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi gizi dan perawatan kesehatan rutin kepada para remaja putri, pasangan yang baru menikah, para ibu hamil dan kaum ibu yang memiliki balita, khususnya di wilayah terdampak.
Program ini sekaligus menanggapi surat Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa
Tenggara TImur, Bapak Eusabius Binsasi, yang berisi Permintaan Bantuan Penanganan Kasus Stunting kepada KRIS.
Selaku Ketua TPP Stunting Kab. TTU, beliau merasa perlu menggandeng berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya yang masih cukup tinggi. Untuk mewujudkan misi ini, KRIS mengajak semua pihak, khususnya perusahaan yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR), untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting. Bersama, kita dapat memberikan harapan dan masa depan.
Demikian J. Dwi Helly Purnomo Ketua Panitia Pelaksana Satuan Tugas Penanganan STUNTING mengakhiri penjelasannya.
Yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia. Karena itu, kami mengajak Anda untuk menjadi bagian dari Gerakan STOP STUNTING. Mari kita bersama-sama membantu anak-anak dan keluarga tidak mampu agar mereka bisa bertumbuh kembang lebih sehat dan lebih layak, sehingga memiliki masa depan yang lebih cerah untuk mewujudkan.
Mengawali sambutannya, ketua Umum KRIS, Ir. Adharta Ongkosaputra ,SE, mengatakan , sebuah lagu daerah Rote NTT, berjudul “Mai Faliye Mama Ala Ita Faliye” (Mama Panggil Kita Pulang).
Sungguh sebuah seruan yang sangat indah diperuntukkan bagi Putra dan Putri Nusa Tenggara Timur yang ada di mana saja, baik yang merantau ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain di sepanjang garis katulistiwa Nusantara, atau bahkan yang tersebar sampai ke ujung dunia: Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Afrika
yang bisa mendengar suara saya ujar Adharta, Mama panggil pulang bukan berarti pulang atau pindah kembali ke tanah tumpah darah NTT kata dia, melainkan pulang buah pemikiran Kebangkitan Tanah NTT, dengan memberikan bantuan baik materiel, maupun moriel.
Seyakin-yakinnya saya beserta Anda semua, jika kita bersatu, maka tanah NTT yang diciptakan sangat indah akan menjadi propinsi paling unggul di tanah Nusantara. Ini seperti kata almarhum Bapak Frans Seda dan Bapak Dr Ben Mboi. Sejak meninggalkan kota Kalabahi Alor merantau ke Jawa sampai selesai sekolah 66 tahun lalu, saya selalu terbayang bahwa NTT bukan lagi singkatan Nasib Tidak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong, tetapi menjadi ikon Nusantara Teramat Tangguh.
Salah satu langkah kecil lanjut Adharta, yang kita mulai adalah Proyek Percontohan Percepatan Penanganan Stunting Anak di Kefamenanu TTU (Timor Tengah Utara). Mengapa dipilih TTU?
Karena kita akan menempuh jalur strategis dan olah potensi yang praktis dan itu akan menyebar ke seluruh Propinsi NTT dan kelak akan ke seluruh Nusantara. Seperi bola salju yang KRIS gulirkan dan efek domino yang kami gelar diharapkan proyek percontohan ini akan berjalan dengan baik dan terus menggelinding dan membesar.
Namun demikian, semua itu tidak akan berhasil tanpa uluran tangan Anda sahabatku semua. Semoga lagu Bo Lele Bo, baik tidak baik NTT, lebih baik kita kumandangkan dari hati sanubari kita yang terdalam. Mari bergerak bersama KRIS agar dunia mendengarkan kita.
Dalam menjalankan misinya, Ketum KRIS menggunakan pendekatan holistik kepada masyarakat, yang disebut sebagai pengembangan manusia utuh untuk membantu semua orang mencapai potensi penuh mereka dalam suasana aman, damai, berkeadilan sosial, dan memiliki martabat manusia yang tinggi.
Untuk mencapai hal tersebut, KRIS tidak bisa berjalan sendiri. KRIS akan mengajak dan
melibatkan semua orang/pihak, termasuk pemerintah dan perusahaan swasta, pada setiap tingkatan individu, keluarga, komunitas, regional, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) secara nasional dan internasional untuk mempromosikan perubahan transformatif KILLCOVID-19 menjadi KRIS sehingga dapat mencapai misi kemanusiaan yang berguna bagi bangsa dan negara tercinta Indonesia.
Sekarang dan nanti, secara berkelanjutan, kita bersama-sama membangun kesehatan, pendidikan, kebudayaan dan kekuatan ekonomi bangsa Indonesia untuk Menyambut Indonesia Emas 2045. Mayoritas anggota KRIS sepakat untuk tetap berjuang membantu pemerintah dalam bidang kesehatan.
Karena itu, Pemerintah dalam hal ini Kemenkes RI, seyogayna dapat mengelontorkan sebagian kecil APBN untuk melaksanakan program ini karena ini merupakan program Nasional. saya dan Anda, berhutang nyawa kepada Pemerintah yang mengerahkan segala daya upaya selama pandemi untuk menjaga nyawa kita, walaupun tidak sedikit korban yang meninggal dunia. Keikhlasan itu membuahkan pemikiran agar KRIS berperan aktif membantu pemerintah dalam melawan stunting, (berkolaborasilah-red). suatu bentuk degradasi yang merongrong kehidupan bangsa dan negara yang dimulai dari anak-anak kita.
KRIS bangkit dan mendeklarasikan komitmennya membantu pemerintah dengan melangkah kedepan melalui edukasi dengan program LENSA – Lembaga Edukasi Nasional Stunting Anak, setelah melalui analisis studi dan diskusi panjang, serta audiensi dengan Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dr. Maria Endang
Sumiwi Mph, beserta jajaran dan timnya, kami sepakat menjalankan kerja sama
dengan pemerintah dengan menentukan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU),
Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai proyek percontohan (pilot project).
Killcovid-19 Relief Internationa Services(KRIS).
Adapun program pilot project di TTU secara singkat adalah sebagai berikiut :
1. Edukasi dan Peningkatan Kesadaran
2. Intervensi Gizi
3. Akses Layanan Kesehatan
4. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak
5. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Perkiraan dana selama satu tahun
1. Intervensi Gizi – target 500 anak,Rp 15.000/anak x 500 = Rp 7.500.000/hari Rp 2.700.000.000
2. Kader – 14 desa; 1 desa 7 kader; gaji Rp 500.000/bulan,14 x 7 x 500.000 x 12 Rp 580.000.000
3. Intervensi vitamin dan obat-obatan – Rp 420.000/anak/bulan, 500 x Rp 420.000 x 12 Rp 2.520.000.000
4. BIaya operasional tim KRIS Jakarta – dokter, nakes, relawan Rp 15.000.000 x 8 x 4 (visitasi setahun) Rp 480.000.000
5. BIaya operasional di TTU – relawan, kader, dll Rp 1.000.0000/bulan/orang7 x 14 x Rp 1.000.000 x 12 Rp 1.176.000.000
TOTAL PERKIRAAN KEBUTUHAN DANA Rp 7.456.000.000
TAMBAHAN
Pembuatan 1 sumur bor untuk mendapatkan air bersih Rp 250.000.000
Bagi Anda yang ingin berpartisipasi dalam bentuk dana, Anda bisa menyalurkannya melalui rekening bank seperti bank dibawah ini : (Ring-o)
BANK MANDIRI
Perkumpulan KILLCOVID
No. Rek. 6380888058
BANK MANDIRI
Perkumpulan KILL COVID
No.Rek. 125006106195
SEKRETARIAT KRIS
WISMA MITRA SUNTER Lt. 16.05
Jl. Yos Sudarso Kav. 89
Jakarta 14350
Phone No: +62 21 21697075
email: info@kris.or.id
website: https://www.kris.or.id